2rumah sakit rujukan tidak ada di rs online : 1.Rumkital dr. Soekantyo Jahya, 2. RS Tk.IV 18.07.02 J.A. Dimara-Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase tempat tidur terisi dalam periode tertentu.-Bed Occupancy Rate (BOR): Persentase tempat tidur (TT) yang terisi dari sekian kapasitas tempat tidur yang disediakan/tersedia pada layanan rawat inap.
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur BOR menurut Huffman 1994 adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI 2005, BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% Depkes RI, 2005. Rumus BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit / Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode X 100% AVLOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat AVLOS menurut Huffman 1994 adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari Depkes, 2005. Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar hidup + mati TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran TOI menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rumus TOI = Jumlah tempat tidur X Periode – Hari perawatan / Jumlah pasien keluar hidup +mati BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur BTO menurut Huffman 1994 adalah “…the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI 2005 adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 BTO = Jumlah pasien keluar hidup + mati / Jumlah tempat tidur NDR Net Death Rate NDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus NDR = Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰ 6. GDR Gross Death Rate GDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰ Indikatorini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 - 85 %. Rumus BOR: Bila lebih dari 85 % : * Pelayanan yg dijalankan dokter, perawat dll kurang efektif, karena beban kerja tinggi. * Ruang kerja terbatas. Beberapa Batasan Dalam Penghitungan BORUmumnya, hal-hal yang berkaitan dengan bayi baru lahir perinatal akan dicatat; dihitung; dan dilaporkan secara terpisah. Jadi, jumlah TT dalam rumus BOR tidak termasuk TT bayi baru lahir bassinet dan jumlah hari perawatan HP dalam rumus BOR juga tidak termasuk HP bayi baru menggunakan data dari lembar laporan RL-1, maka jumlah HP diambil dibaris SUB TOTAL yaitu baris sebelum ditambah perinatologi, bukan baris penghitungan BOR ditentukan berdasarkan kebijakan internal RS, bisa bulanan, tribulan, semester, atau bahkan penghitungan BOR juga ditentukan berdasarkan kebijakan internal RS, misalnya BOR per bangsal atau BOR untuk lingkup rumah sakit seluruh bangsal.Rumus BORBOR dihitung dengan cara membandingkan jumlah TT yang terpakai O dengan jumlah TT yang tersedia A. Perbandingan ini ditunjukkan dalam bentuk persentase %.Jadi, rumus dasar untuk menghitung BOR yaitu BOR = O/A x 100%rerata jumlah TT terpakai dalam suatu periode O sama dengan jumlah HP dalam periode tersebut dibagi dengan jumlah hari dalam periode yang bersangkutan t, atau O = jumlah HP / tmaka, misalnya BOR untuk bulan Januari 2014 dapat dihitung BOR = jumlah HP Januari / A x t x 100%Misalnya dalam bulan Januari 2014 tersedia 10 TT dan tercatat total HP periode Januari 2014 = maka BOR periode Januari 2014 = / 10×31 x 100%= 75,6 %BOR Dengan Perubahan Jumlah TTJika terjadi perubahan jumlah TT dalam periode yang akan dihitung BOR-nya, maka BOR dapat dihitung dengan cara seperti contoh berikut ini misalnya, memiliki TT tersedia 50. Pada tanggal 25 Januari 2014 terjadi penambahan 5 TT. Jumlah total HP hingga akhir periode Januari 2014 = 1250. Maka untuk menghitung BOR periode Januari 2014 yaitu / 50×24+55×7 x 100% = 78,9 %BOR Untuk PerinatologiCara menghitung BOR kelompok bayi baru lahir perinatologi pada prinsipnya sama dengan rumus BOR diatas, hanya saja yang digunakan adalah angka perinatologi. Jadi, jumlah TT yang tersedia adalah jumlah TT perinatologi bassinet dan jumlah HP adalah HP dari kelompok Ideal BORSemakin tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan TT yang ada untuk perawatan pasien. Namun perlu diperhatikan bahwa semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin sibuk dan semakin berat pula beban kerja petugas di unit tersebut. Akibatnya, pasien bisa kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan kepuasan pasien menurun dan kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat. Disisi lain, semakin rendah BOR berarti semakin sedikit TT yang digunakan untuk merawat pasien dibandingkan dengan TT yang telah disediakan. Jumlah pasien yang sedikit ini bisa menimbulkan kesulitan pendapatan ekonomi bagi pihak memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka perlu adanya suatu nilai ideal yang menyeimbangkan kualitas medis, kepuasan pasien, keselamatan pasien, dan aspek pendapatan ekonomi bagi pihak ideal untuk BOR yang disarankan adalah 75% – 85%. Angka ini sebenarnya tidak bisa langsung digunakan begitu saja untuk semua jenis RS. RS penyakit khusus tentu beda polanya dengan RSU. Begitu pula RS disuatu daerah tentu beda penilaian tingkat “kesuksesan” BOR-nya dengan daerah lain. Hal ini bisa dimungkinkan karena perbedaan sosial budaya dan ekonomi setempat. Nilaiparameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011). Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%. AVLOS (Average Length of Stay) = Rata-rata lamanya pasien dirawat. AVLOS adalah the average hospitalization stay of inpatient Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap 1. BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur BOR menurut Huffman 1994 adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI 2005, BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% Depkes RI, 2005. Rumus jumlah hari perawatan di rumah sakit × 100%jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode 2. ALOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat ALOS menurut Huffman 1994 adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. ALOS menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari Depkes, 2005. Rumus jumlah lama dirawat jlh pasien keluar hidup + mati 3. TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran TOI menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rumus jumlah tempat tidur × Periode − Hari Perawatan jlh pasien keluar hidup + mati 4. BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur BTO menurut Huffman 1994 adalah “…the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI 2005 adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Rumus Jumlah pasien dirawat hidup + mati jumlah tempat tidur 5. NDR Net Death Rate NDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus Jumlah pasien mati > 48 jam × 100%jumlah pasien keluar hidup + mati 6. GDR Gross Death Rate GDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%jumlah pasien keluar hidup + mati MENGHITUNG TENAGA PERAWAT A. Cara rasio Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang ini paling sering digunakan karena sederhana dan ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang digunakan bila kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT A & B 1/4-7 3-4/2 1/3 1/1 C 1/9 1/1 1/5 ¾ D 1/15 1/2 1/6 2/3 Khusus Disesuiakan Keterangan TM = Tenaga Medis TT = Tempat Tidur TPP = Tenaga Para Medis Perawatan TPNP = tenaga para medis non perawatan TNP = tenaga non medis Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional. B. Cara Demand Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko 1992 setiap klien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut untuk kasus gawat darurat 86,31 menituntuk kasus mendesak 71,28 menituntuk kasus tidak mendesak 33,09 menit Hasil penelitian di rumah sakit di Filipina, menghasilkan data sebagai berikut NoJenis pelayananRata – rata jam perawatan / hari1Non bedah 3,4 2Bedah 3,4 3Campuran bedah dan non bedah 3,5 4Pos partum 3,0 5Bayi baru lahir 2,5 Konversi kebutuhan tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need. C. Cara Gillies Gillies 1989 mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satuy unit perawatan adalagh sebagai berikut Keterangan A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari B = rata-rata jumlah pasien /hari C= Jumlah hari/tahun D = Jumlah hari libur masing-masing perawat E = jumlah jam kerja masing-masing perawat F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut Prinsip perhitungan rumus Gillies Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu a Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson 1994 kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk self care dibutuhkan ½ x 4 jam 2 jampartial care dibutuhkan ¾ x 4 jam 3 jamTotal care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam 4-6 jamIntensive care dibutuhkan 2 x 4 jam 8 jam b Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan, memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit Gillies, 1989, h 245 = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Wolfe & Young Gillies, 1989, h. 245 = 60 menit/ klien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/ pasien Gillies, 1994 c Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies 1994, waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari. v Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau unit berdsasarkan rata-ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate” BOR dengan rumus o Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100% Jumlah tempat tertentu x 365Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hariHari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari minggu= 52 hari dan hari sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam perhariJumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% untuk antisiapasi kekurangan/ cadangan D. Metoda Formulasi Nina Nina 1990 menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga. Contoh pengitungannya Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah rata-rata klien yang dirawat BOR 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb Tahap I Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari Tahap II Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari. B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200 Tahap III Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun. C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam Tahap IV Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun. D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500 Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan. Tahap V Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E= 985500/ 1878 = 524,76 525 orang Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun 365 – 52 hari minggu = 313 hari dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari 6 jam E. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan Menurut hasil lokakarya keperawatan Depkes RI 1989, rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies 1989 diatas, tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian sedangkan angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu. REFERENSI Soejadi, DR, DHHSA, 1996, Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit, Katiga Bina Jakarta. Wuryanto, Sis, Amd Perkes, SKM, tanpa tahun, Grafik Barber Johnson, Pormiki Yogyakarta Sumber
BORICU untuk Rumah Sakit di Sumenep adalah nol persen, BOR Isolasi 19 persen, sedangkan standar WHO untuk BOR adalah 60 persen. Oleh Imam S Ahmad Bashori Jadi, jumlah TT dalam rumus BOR tidak termasuk TT bayi baru lahir (bassinet) dan jumlah hari perawatan (HP) dalam rumus BOR juga tidak termasuk HP bayi baru lahir.

Menghitung Jumlah Hari Perawatan untuk Menghitung Indikator Pelayanan Rawat Inap Oleh perawatan kadang disebut hari rawat saja digunakan untuk menghitung BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur dan TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran tempat tidur. Hari perawatan menunjukkan banyaknya beban merawat pasien dalam suatu periode. Dalam kata lain merupakan jumlah pasien yang dirawat pada suatu periode hari/bulan/tahun. Hari perawatan menggunakan satuan hari pasien. Rumus BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit / Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam satu periode X 100%Rumus TOI = Jumlah tempat tidur X Periode – Hari perawatan / Jumlah pasien keluar hidup + matiDalam suatu rumah sakit dalam merawat pasien rawat inap ada proses pasien masuk, sedang dirawat dan pasien keluar atau pulang hidup / meninggal / dirujuk. Jumlah pasien dirawat setiap harinya harus dihitung, sehingga dari proses tersebut dapat menghasilkan jumlah pasien yang dirawat per hari. Perhitungan ini masuk dalam kegiatan sensus harian rawat inap, baik itu dilakukan secara manual tulis di form atau buku ataupun secara sistem komputerisasi. Sensus harian rawat inap berisi tentang mutasi keluar masuk pasien selama 24 jam mulai dari pukul s/d Tujuannya adalah untuk mengetahui memperoleh informasi semua pasien yang masuk dan keluar rumah sakit selama 24 jam Depkes RI, 1994. Data yang diambil untuk menghitung hari perawatan dari sensus harian rawat inap adalah jumlah pasien sisa yang masih dirawat pada saat dilakukan penghitungan sensus harian rawat inap, dan data jumlah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama. Meskipun saat dilakukan sensus, pasien tersebut sudah tidak ada. Jumlah pasien yang dirawat ini akan menjadi nilai hari perawatan yang digunakan untuk menghitung BOR dan TOI. Hari perawatan ini bisa memberi gambaran mengenai beban kerja dalam merawat menghitung hari perawatan Data Rumah sakit AData pasien dirawat setelah dihitung jumlah pasien masuk, dirawat dan keluar Tanggal 1 total merawat 5 pasienTanggal 2 total merawat 4 pasienTanggal 3 total merawat 1 pasienTanggal 4 total merawat 5 pasienTanggal 5 total merawat 3 pasienTanggal 6 total merawat 2 pasienTanggal 7 total merawat 5 pasien-Total Hari perawatan dalam periode 7 hari = 25Periode hari perawatan dapat berupa satuan hari, bulan dan perawatan ini berbeda dengan lama dirawat. Untuk menghitung lama dirawat dapat dibaca disini menghitung total lama dirawat untuk perhitungan indikator pelayanan rawat inap.

ANALISISPENYEBAB UNCLAIMED BERKAS BPJS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA (RSU IPI) MEDAN Valentina; Merlin Niat Sehati Halawa Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Vol. 3 No. 2 (2018): Vol. 3 No. 2 Tahun 2018 Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Occupancy Ratio BOR dalam beberapa pekan ini semakin sering diucapkan. Sekarang muncul kekhawatira karena BOR sejumlah kota di Pulau Jawa naik drastis seiring melonjaknya kasus Covid-19. BOR rumah sakit itu apa? Mungkin sebagian orang belum mengetahui apa itu BOR dan bagaimana cara menghitungnya. Sebelum itu, Anda perlu memahami tentang tempat tidur di fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi bagian dalam rumus BOR. BOR adalah angka keterisian tempat tidur di rumah sakit. Dalam hal kasus covid-19, BOR berarti angkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19. Berdasarkan sistem informasi kesehatan yang dilansir dari istilah yang umum digunakan adalah tempat tidur tersedia. Tempat tidur tersedia adalah tempat tidur fasilitas kesehatan yang tersedia untuk rawat inap baik yang terisi maupun kosong pada waktu tertentu. Baca juga Kasus Covid Melonjak, Menteri Agama Yaqut Terbitkan Edaran Pembatasan Kegiatan di Rumah Ibadah Di rumah sakit, tempat tidur tersedia termasuk tempat tidur untuk penggunaan normal baik terisi maupun kosong, dan tidak termasuk adalah tempat tidur di ruang pemeriksaan, unit gawat darurat, terapi fisik, ruang persalinan, dan ruang pemulihan. Tempat tidur bayi atau bassinet dihitung terpisah dengan tempat tidur tersedia Horton, 2017; IFHIMA, 2012. Bed Occupancy Ratio BOR dikenal juga dengan percent occupancy, occupancy percent, percentage of occupancy, occupancy ratio. Di Indonesia dikenal dengan BOR yaitu persentase penggunaan tempat tidur pada waktu tertentu. BOR ideal 60 – 85 % Kemenkes RI BOR dihitung dengan menggunakan rumus Jumlah hari perawatan pada periode tertentu dikali 100. Kemudian dibagi jumlah tempat tidur tersedia dikali jumlah hari pada periode yang sama. BOR di Jakarta di Atas 75 Persen Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Selasa 15/6/2021 mengatakan, angka keterisian tempat tidur BOR di rumah sakit rujukan Covid-19 juga terus meningkat dalam sepekan. Wiku mengatakan, secara umum, baik kasus positif maupun BOR RS rujukan Covid-19 di Indonesia tercatat meroket pekan ini. DepKes RI) BOR Rumus Jml Hari Perawatan (HP) X 100 Jml TT X Jml hari pada periode yg sama Manfaat: u/ mengetahui Tingkat pemanfaatan tt di RS Interpretasi: Angka BOR rendah menunjukkan Kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan RS oleh masyarakat LOS / AvLOS LOS= Lama perawatan pasien di rumah sakit Average Length of Stay (AvLOS)= Rata-rata Contoh Perhitungan BOR LOS TOI BTO GDR NDROleh hakayuci Data indikator pelayanan rawat inap BOR LOS TOI BTO GDR NDR bersumber dari data sensus harian rawat inap. Berikut ini contoh data yang sudah direkap dari sensus harian raat inap Data Periode Bulan Januari a. Jumlah tempat tidur = 232b. Jumlah pasien keluar hidup dan mati = 1138c. Jumlah pasien keluar mati = 48 = 16e. Total jumlah pasien keluar mati c+d = 44f. Jumlah total hari perawatan / hari rawat = 3794g. Jumlah total lama dirawat = 4066h. Jumlah hari periode bulan Januari = 31 hari Rumus BOR = Jumlah hari perawatan / Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam satu periode X 100%BOR = f / a x h = 3794 /232 x 31 x 100% = 52,75 %Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar hidup + matiAVLOS = g / b = 4066 / 1138 = 3,57 hariRumus TOI = Jumlah tempat tidur X Periode – Hari perawatan / Jumlah pasien keluar hidup + matiTOI = a x h - f / b = 233 x 31 - 3794 / 1138 = 2,99 hariRumus BTO = Jumlah pasien keluar hidup + mati / Jumlah tempat tidurBTO = b / a = 1138 / 232 = 4,91 kaliRumus GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 permilGDR = e / b x 1000 permil = 44 / 1138 x 1000 = 38,66 ‰Rumus NDR = Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 permilNDR = d / b x 1000 permil = 16 /1138 x 1000 = 14,06 ‰-Itulah Contoh Perhitungan BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Untuk Mengetahui bagaimana cara menghitung jumlah hari perawatan dan jumlah lama dirawat silahkan baca disini Menghitung jumlah hari perawatanMenghitung jumlah lama dirawat coming soonDarimana sumber data indikator pelayanan rawat inap berasal, bisa baca disini Membuat rekap data sensus harian rawat inap coming soonDan bagaimana analisis dari indikator pelayanan rawat inap, bisa baca disini Analisis indikator pelayanan BOR LOS TOI BTO GDR NDR coming soonSemoga bermangfangat. Kh2Cs7A.
  • s70o0u9anx.pages.dev/508
  • s70o0u9anx.pages.dev/93
  • s70o0u9anx.pages.dev/397
  • s70o0u9anx.pages.dev/548
  • s70o0u9anx.pages.dev/211
  • s70o0u9anx.pages.dev/119
  • s70o0u9anx.pages.dev/38
  • s70o0u9anx.pages.dev/218
  • rumus bor rumah sakit